Jayalah Persaudaraan Setia Hati Terate SMP Negeri 1 Widasari

Minggu, 14 April 2013

Sejarah PSHT saat Periode Perintisan , Pembaharuan , Pengembangan dan Go Internasional

A. Periode Perintisan
Dalam kilas perjalanan sejarah, Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) merupakan sebuah organisasi ‘’Persaudaraan’’ yang bertujuan membentuk manusia berbudi luhur tahu benar dan salah dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam jalinan persaudaraan kekal abadi.

Organisasi ini didirikan pada tahun 1922 oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo di Desa Pilangbango, Madiun (sekarang Kelurahan Pilangbango, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun). Ki Hadjar Hardjo Oetomo adalah siswa kinasih dari Ki Ageng Soerodiwirjo (pendiri aliran pencak silat Setia Hati atai dikenal sebagai aliran SH). Ia juga tercatat sebagai pejuang perintis kemerdekaan Republik Indonesia.

Di awal perintisannya, perguruan pencak silat yang didirikan Ki Hadjar ini diberi nama Setia Hati Pencak Sport Club (SH PSC). Semula, SH PSC lebih memerankan diri sebagai basis pelatihan dan pendadaran pemuda Madiun dalam menentang penjajahan. Untuk mensiasati kolonialisme perguruan ini beberapa kali sempat berganti nama, yakni, dari SH PSC menjadi Setia Hati Pemuda Sport Club. Perubahan makna akronim ‘’P’’ dari ‘’ Pencak’’ menjadi ‘’Pemuda’’ sengaja dilakukan agar pemerintah Hindia Belanda tidak menaruh curiga dan tidak membatasi kegiatan SH PSC. Pada tahun 1922 SH PSC berganti nama lagi menjadi Seti Hati Terate. Kabarnya, nama ini merupakan inisiatif Soeratno Soerengpati, siswa Ki Hadjar —- yang juga tokoh perintis kemerdekaan berbasis Serikat Islam (SI).

B. Periode Pembaruan
Sementara itu, Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan Soekarno – Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 membawa dampak perubahan bagi kehidupan bangsa Indonesia. Kebebasan bertindak dan menyuarakan hak serta menjalankan kewajiban sebagai warga negara terbuka lebar dan dihargai sebagaimana mestinya. Atas restu dari Ki Hadjar Hardjo Oetomo, pada tahun 1948, Soetomo Mangkoedjojo, Darsono dan sejumlah siswa Ki Hajar, memprakarsai terselenggaranya konferensi pertama Setia Hati Terate. Hasilnya; sebuah langkah pembaharuan diluncurkan. Setia Hati Terate yang dalam awal perintisannya berstatus sebagai perguruan pencak silat di rubah menjadi “organisasi persaudaraan” dengan nama “Persaudaraan Setia Hati Terate”.

Mengapa langkah pembaharuan itu ditempuh? Alasannya, pertama agar organisasi tercinta kelak mampu mensejajarkan kiprahnya dengan perubahan zaman dan pergeseran nilai-nilai komunitas yang melingkupinya. Dengan mengubah organisasi dari yang bersifat “paguron” menjadi organisasi yang bertumpu pada “sistem persaudaraan”, berarti gaung pembaharuan telah dipekikkan dan proses perubahan telah di gelar. Yakni perubahan daya gerak organisasi dari sistem tradisional ke sistem organisasi modern. Dan organisasi modern inilah yang kelak diharapkan mampu menjawab tantangan kehidupan yang semakin kompleks.
Alasan kedua; supaya organisasi yang dibidaninya itu nantinya tidak dikuasai dan bergantung pada orang-perorang sehingga kelangsungan hidup organisasi dan kelestariannya lebih terjamin.


Menyelaraskan perubahan era, dari era penjajahan ke era kemerdekaan, dalam konggres pertama SH Terate yang digelar tahun 1948, tiga butir pembaharuan dilontarkan.
1. Merubah sistem Organisasi dan Perguruan Pencak Silat (paguron) menjadi “Organisasi Persaudaraan dengan nama Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT)”
2. Menyusun Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) yang pertama.
3. Mengangkat Soetomo Mangkoedjojo sebagai ketua.

Makna kata persaudaraan dalam paradigma baru PSHT ini adalah persaudaraan yang utuh. Yakni suatu jalinan persaudaraan yang didasarkan pada rasa saling sayang menyayangi, hormat menghormati dan saling bertanggung jawab. Persaudaraan yang tidak membedakan siapa aku dan siapa kamu. Persaudaraan yang tidak terkungkung hegomoni keduniawian (drajat, pangkat dan martabat) dan terlepas dari kefanatikan SARA (suku, agama, ras dan antar golongan).

Soetomo Mengkoedjojo menyelesaikan masa bhaktinya sebagai Ketua PSHT pada tahun 1974. Pada periode ini perkembangan PSHT mulai melebar keluar wilayah Madiun. Tercatat, (5) cabang diluar Madiun berhasil didirikan. Antara lain di Surabaya, Jogjakarta, dan Solo.

C. Periode Pengembangan
Gaung pembaharuan yang telah dipekikkan lewat konferensi (semacam musyawarah : MUBES) SH Terate di Pilangbango, Madiun itu dengan arif diakui sebagai era baru perjalanan roda organisasi. Era perubahan gerak organisasi dari tradisional ke organisasi modern. Konsekuensi dari perubahan tersebut, salah satu diantaranya adalah dengan mengentalkan komitmen pengembangan organisasi agar semakin maju, berkembang dan berkualitas.

Kiprah Persaudaraan Setia Hati Terate dalam memvisualisasikan dirinya pada komitmen itu bisa dilihat melalui salah satu upaya saat berusaha mengembangkan sayapnya, merambah ke luar daerah. Dan masyarakat yang menjadi fokus pengembangannya pun cukup heterogen, mulai dari masyarakat papan atas sampai masyarakat di papan paling bawah. Tak heran, jika Persaudaraan Setia Hati Terate lantas mendapat sambutan cukup hangat dari segenap lapisan masyarakat.


Kesepakatan menjadikan daya gerak organisasi bertumpu pada “sistem di P. Jawa, tapi merambah ke luar jawa. Selama itu pula, cabang PSHT yang semula hanya 5 cabang bertambah menjadi 46 cabang.
Sepeninggal R.M. Imam Koesoepangat, tepatnya tanggal 16 November 1987, praktis beban dan tanggung jawab tongkat kepemimpinan PSHT beralih ke pundak Mas Tarmadji. Ibaratnya dua tanggung jawab yang semula ditanggung berdua, kini harus diemban sendiri. Meski begitu, ternyata Mas Tarmadji mampu. Terbukti berkat solidnya sistem koordinasi antar jajaran pengurus dan kadang tercinta, PSHT berhasil melesat ke kancah paradigma baru.

Selain memprioritaskan pengembangan sektor ideal, dia menggebrak lewat program pembangunan sarana dan prasarana fisik organisasi. Ditengah kesibukan memimpin banyak lembaga sosial kemasyarakatan —sebab, selain sebagai Ketua Umum PSHT H. Tarmadji Boedi Harsono, SE, juga tercatat sebagai ketua Hiswana Migas, Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia Kota Madiun, Direktur Kelompok Bimbingan Ibadah haji Al-Mabrur, dan masih banyak lagi organisasi yang dipimpin, Meski begitu, terbukti Mas Tarmadji mampu memperkokoh eksistensi PSHT, tidak saja di bidang pengembangan sarana dan prasarana phisik organisasi, tapi juga pengembangan cabang.


Melengkapi keberadaan PSHT, didirikan sebuah yayasan yang diberi nama Yayasan Setia Hati Terate. Dalam perkembangannya Yayasan Setia Hati Terate berhasil menelorkan kinarya monumental berupa lembaga pendidikan formal berupa Sekolah Menengah Industri Pariwisata Kusuma Terate (SMIP) dengan akreditasi diakui, SMIP Kusuma Terate telah berhasil mencetak siswa-siswinya menjadi tenaga terampil dibidang akomodasi perhotelan.

Sementara untuk mendukung kesejahteraan anggotanya Yayasan Setia Hati Terate juga mendirikan lembaga perekonomian berupa Koperasi Terate Manunggal. Disamping telah memiliki aset monumental berupa Padepokan PSHT yang berdiri di atas tanah seluas 12.290 M2, di Jl. Merak Nambangan Kidul Kota Madiun, organisasi ini juga terdukung sejumlah asset lain yang diharapkan mampu menyelaraskan diri dengan era globalisasi.


Data terakhir menyebutkan, Persaudaraan Setia Hati Terate kini telah memiliki 200 cabang yang tersebar di Indonesia serta 67 komisariat Perguruan Tinggi dan beberapa Komisariat Luar Negeri. Total jumlah anggota mencapai 1,5 juta lebih.

D. Go International
Ketika Mas Tarmadji Boedi Harsono, S.E dan Drs. Marwoto memimpin organisasi, kepak sayap perkembangan PSHT melesat pesat tidak hanya di dalam negeri, tapi merambah ke luar negeri. Dengan kiat PSHT Must Go International, Tarmadji berhasil melambungkan nama PSHT di kancah percaturan kultur dan peradaban dunia.

Tercatat ada beberapa komisariat luar negeri yang berhasil dikukuhkan. Masing-masing, Komisariat PSHT Bintulu, Serawak, Malaysia, Komisariat Holland/Belanda, Komisariat Timor Loro Sae, Komisariat Hongkong ,Komisariat Moskow , Mesir , Australia , dll.

Dengan demikian tekad mengemban misi sekaligus juga amanat organisasi sebagimana yang termaktub dalam mukaddimah Anggaran Dasar Persaudaraan Setia Hati Terate. Yakni : ……akan mengajak serta para warganya menyingkap tabir/tirai selubung hati nurani dimana “Sang Mutiara Hidup” bertahta (Baca : Mukkaddimah Anggaran Dasar Persaudaraan Setia Hati Terate).

Sejarah Setia Hati

R.M. Ngabehi  Soerodiwiryo nama kecilnya adalah Muhamad Masdan, yang lahir pada tahun 1869 di Surabaya putra sulung Ki Ngabei Soeromihardjo (mantri cacar di ngimbang kab: jombang Ki ngabei Soeromihardjo adalah saudara sepupu RAA Soeronegoro (bupati Kediri pada saat itu). Ki Ageng soerodiwiryo mempunyai garis keterunan batoro katong di Ponorogo, beliau kawin dengan ibu sarijati umur 29 tahun di surabaya dari perkawinan itu dianugrahi 3 anak laki-2 dan 2 anak perempuan namun semuanya meninggal dunia sewaktu masih kecil.

Pada usia 14 tahun (th 1883) beliau lulus SR sekarang SD kemudian diambil putra oleh pamanya (wedono di wonokromo) dan tahun 1884 yaitu tepat berusia 15 tahun ikut seorang kontrolir belanda di pekerjakan sebagai juru tulis tetapi harus magang dahulu (sekarang capeg). Pada usia yang relatif masih muda Ki Ageng Soerodiwiryo mengaji di pondok pesantren tibu ireng jombang, dan disini lah beliau belajar pencak silat pada tahun 1885 pindah ke bandung tepatnya di parahyangan di daerah ini beliau berksempatan menambah kepandaian ilmu pencak silat. Ki Ageng Soerodiwirdjo adalah seorang yang berbakat, berkemauan keras dan dapat berfikir cepat serta dapat menghimpun bermacam-macam gerak langkah permainan. Pencak silat yang di ikuti antar lain:
* Cimande
* Cikalong
* Cibaduyut
* Ciampea
* Sumedangan


Tahun 1886 beliau pindah ke jakarta, di kota betawi ini hanya satu tahun tetapi dapat mempergunakan waktunya untuk menambah pengetahuan dalam belajar pencak silat yaitu:
* Betawian
* Kwitangan
* Monyetan
* Toya


Pada tahun 1887 Ki Ageng Soerodiwirdjo pindah ke bengkulu karena pada saat itu orang yang di ikutinya (orang belanda) pindah kesana.di bengkulu permainanya sama dengan di jawa barat, enam bulan kemudian pindah ke padang. Di kedua daerah ini Ki Ageng Soerodiwirdjo juga memperdalam dan menambah pengetahuannya tentang dunia pencak silat. Permainan yang diperolehnya antara lain : minangkabau
* Permainan padang Pariaman
* Permainan padang Sidempoan
* Permainan padang Panjang
* Permainan padang Pesur / padang baru
* Permainan padang sikante
* Permainan padang alai
* Permainan padang partaikan


Permainan yang di dapat dari bukit tinggi yakni :
* Permainan Orang lawah
* Permainan lintang
* Permainan solok
* Permainan singkarak
* Permainan sipei
* Permainan paya punggung
* Permainan katak gadang
* Permainan air bangis
* Permainan tariakan


Dari daerah tersebut salah satu gurunya adalah Datuk Rajo Batuah. Beliau disamping mengajarkan ilmu kerohanian. Dimana ilmu kerohanian ini diberikan kepada murid-murid beliau di tingkat II.
Pada tahun 1898 beliau melanjutkan perantuanya ke banda aceh, di tempat ini Ki Ageng Soerodiwirdjo berguru kepada beberapa guru pencak silat, diantarnya :
* Tengku Achamd mulia Ibrahim
* Gusti kenongo mangga tengah
* Cik bedoyo
Dari sini diperoleh pelajaran – pelajaran, yakni:
* Permainan aceh pantai
* Permainan kucingan
* Permainan bengai lancam
* Permainan simpangan
* Permainan turutung


Pada tahun 1902 Ki Ageng Soerodiwiryo kembali ke Surabaya dan bekerja sebagai anggota polisi dengan pangkat mayor polisi. Tahun 1903 di daerah tambak Gringsing untuk pertama kali Ki Ageng Soerodiwiryo mendirikan perkumpulan mula-mula di beri nama ‘SEDULUR TUNGGAL KECER” dan permainan pencak silatnya bernama “ JOYO GENDELO” .


Pada tahun 1917 nama tersebut berubah, dan berdirilah pencak silat SETIA HATI (SH) yang berpusat di madiun tujuan perkumpulan tersebut diantaranya, agar para anggota (warga) nya mempunyai rasa Persaudaraan dan kepribadian Nasional yang kuat karena pada saat itu Indonesia sedang di jajah oleh bangsa belanda. Ki Ageng Soerodiwiryo wafat pada hari jum`at legi tanggal 10 nopember 1944 dan di makamkan di makam Winongo madiun dalam usia tujuh puluh lima tahun (75).

Sejarah Persaudaraan Setia Hati Terate

Manusia dapat dihancurkan
Manusia dapat dimatikan
Tetapi manusia tidak dapat dikalahkan
Selama ia masih setia pada hatinya

Sampai sekarang,,, falsafah Persaudaraan Setia Hati Terate itu ternyata tetap bergaung dan berhasil melambungkan PSHT sebagai sebuah organisasi yang berpangkal pada “persaudaraan” yang kekal dan abadi. Adalah Ki Hadjar Hardjo Oetomo, lelaki kelahiran Madiun pada tahun 1890. Karena ketekunannya mengabdi pada gurunya, yakni Ki Ngabehi Soerodiwiryo, terakhir ia pun mendapatkan kasih berlebih dan berhasil menguasai hampir seluruh ilmu sang guru hingga ia berhak menyandang predikat pendekar tingkat III dalam tataran ilmu Setia Hati (SH). Itu terjadi di desa Winongo saat bangsa Belanda mencengkeramkan kuku jajahannya di Indonesia.

Sebagai seorang pendekar, Ki Hadjar Hardjo Oetomo pun berkeinginan luhur untuk mendarmakan ilmu yang dimilikinya kepada orang lain. Untuk kebaikan sesama. Untuk keselamatan sesama. Untuk keselamatan dunia. Tapi jalan yang dirintis ternyata tidak semulus harapannya. Jalan itu berkelok penuh dengan aral rintangan. Terlebih saat itu jaman penjajahan. Ya, pada tahun 1905  Ki Hadjar sendiri terpaksa harus magang menjadi guru pada sekolah dasar di beteng Madiun, sesuai beliau menamatkan bangku sekolahnya. Tidak betah menjadi guru, Ki Hadjar beralih profesi sebagai Leerling Reambate di SS (PJKA/Kereta Api Indonesia saat ini – red) Bondowoso, Panarukan, dan Tapen.

Memasuki tahun 1906 terdorong oleh semangat pemberontakannya terhadap Negara Belanda – karena atasan beliau saat itu banyak yang asli Belanda -, Ki Hadjar keluar lagi dan melamar jadi mantri di pasar Spoor Madiun. Empat bulan berikutnya ia ditempatkan di Mlilir dan berhasil diangkat menjadi Ajund Opsioner pasar Mlilir, Dolopo, Uteran dan Pagotan.

Tapi lagi-lagi Ki Hadjar didera oleh semangat berontakannya. Menginjak tahun 1916 ia beralih profesi lagi dan bekerja di Pabrik gula Rejo Agung Madiun. Disinipun Ki Hadjar hanya betah untuk sementara waktu. Tahun 1917 ia keluar lagi dan bekerja di rumah gadai, hingga beliau bertemu dengan seorang tetua dari Tuban yang kemudian memberi pekerjaan kepadanya di stasion Madiun sebagai pekerja harian.

Dalam catatan acak yang berhasil dihimpun, di tempat barunya ini Ki Hadjar berhasil mendirikan perkumpulan “Harta Jaya” semacam perkumpulan koperasi guna melindungi kaumnya dari tindasan lintah darat. Tidak lama kemudian ketika VSTP (Persatuan Pegawai Kereta Api) lahir, nasib membawanya ke arah keberuntungan dan beliau diangkat menjadi Hoof Komisaris Madiun.

Senada dengan kedudukan yang disandangnya, kehidupannya pun bertambah membaik. Waktunya tidak sesempit seperti dulu-dulu lagi, saat beliau belum mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Dalam kesenggangan waktu yang dimiliki, Ki Hadjar berusaha menambah ilmunya dan nyantrik pada Ki Ngabehi Soerodiwiryo.
Data yang cukup bisa dipertanggungjawabkan menyebutkan dalam tahun-tahun inilah Setia Hati (SH) mulai disebut-sebut untuk mengganti nama dari sebuah perkumpulan silat yang semula bernama “Djojo Gendilo Cipto Mulyo”.

Masuk Sarikat Islam.
Memasuki tahun 1922, jiwa pemberontakan Ki Hadjar membara lagi dan beliau bergabung dengan Sarikat Islam (SI), untuk bersama-sama mengusir negara penjajah, malah beliau sendiri sempat ditunjuk sebagai pengurus. Sedangkan di waktu senggang, ia tetap mendarmakan ilmunya dan berhasil mendirikan perguruan silat yang diberi nama SH Pencak Spor Club. Tepatnya di desa Pilangbangau – Kodya Madiun Jawa Timur, kendati tidak berjalan lama karena tercium Belanda dan dibubarkan karena ada kata "pencak".

Namun demikian,, semangat Ki Hadjar bukannya nglokro (melemah), tapi malah semakin berkobar-kobar. Kebenciannya kepada negara penjajah kian hari kian bertambah. Tipu muslihatpun dijalankan. Untuk mengelabuhi Belanda, SH Pencak Sport Club yang dibubarkan Belanda, diam-diam dirintis kembali dengan siasat menghilangkan kata “Pencak” hingga tinggal “SH Sport Club”. Rupanya nasib baik berpihak kepada Ki Hadjar. Muslihat yang dijalankan berhasil, terbukti Belanda membiarkan kegiatannya itu berjalan sampai beliau berhasil melahirkan murid pertamanya yakni, Idris dari Dandang Jati Loceret Nganjuk, lalu Mujini, Jayapana dan masih banyak lagi yang tersebar sampai Kertosono, Jombang, Ngantang, Lamongan, Solo dan Yogyakarta.

Ditangkap Belanda.
Kihadjar Hardjo Oetomo mengembangkan ilmu SH di beberapa perguruan yang ada pada waktu itu antaralain Perguruan Taman Siswa, Perguruan Boedi Oetomo dll... Dalam mengajarkan ilmu SH  beliau diantaranya adalah menanamkan suatu sikap hidup, ialah kita tidak mau menindas orang lain dan tidak mau ditndas orang lain,  walau pada waktu itu setiap mengadakan latihan tidak bisa berjalan lancar karena apabila ada patroli belanda yang lewat mereka segera sembunyi.Tetapi dengan dasar sikap hidup tersebut murid-murid beliau akhirnya menjadi pendekar-pendekar bangsa yang gagah berani dan menentang penjajah kolonialisme Belanda.

Demikianlah, hingga bertambah hari, bulan dan tahun, murid-murid Ki Hadjar pun kian bertambah. Kesempatan ini digunakan oleh Ki Hadjar guna memperkokoh perlawanannya dalam menentang penjajah Belanda.
Sayang, pada tahun 1926 Belanda mencium jejaknya dan Ki Hadjar Hardjo Oetomo ditangkap lalu dimasukkan dalam penjara Madiun,

Pupuskah semangat beliau ? Ternyata tidak. Bahkan semakin menggelegak. Dengan diam-diam beliau berusaha membujuk rekan senasib yang ditahan di penjara untuk mengadakan pemberontakan lagi. Sayangnya sebelum berhasil, lagi-lagi Belanda mencium gelagatnya. Untuk tindakan pengamanan, Ki Hadjar pun dipindah ke penjara Cipinang dan seterusnya dipindah di penjara Padang Panjang Sumatera. Ki Hadjar baru bisa menghirup udara kebebasan setelah lima tahun mendekam di penjara dan kembali lagi ke kampung halamannya, yakni Pilangbangau, Madiun pada tahun 1931.

Selang beberapa bulan, setelah beliau menghirup udara kebebasan dan kembali ke kampung halaman, kegiatan yang sempat macet, mulai digalakan lagi. Dengan tertatih beliau terus memacu semangat dan mengembangkan sayapnya. Memasuki tahun 1942 bertepatan dengan datangnya Jepang ke Indonesia SH Pemuda Sport Club diganti nama menjadi “SH Terate”. Konon nama ini diambil setelah Ki Hadjar mempertimbangkan inisiatif dari salah seorang muridnya Soeratno Soerengpati. Beliau merupakan salah seorang tokoh Indonesia Muda.

Selang enam tahun kemudian yaitu tahun 1948 SH Terate mulai berkembang merambah ke segenap penjuru. Ajaran SH Terate pun mulai dikenal oleh masyarakat luas. Dan jaman kesengsaraanpun sudah berganti. Proklamasi kemerdekaan RI yang dikumandangkan oleh Soekarno-Hatta dalam tempo singkat telah membawa perubahan besar dalam segala aspek kehidupan. Termasuk juga didalamnya, kebebasan untuk bertindak dan berpendapat. Atas prakarsa Soetomo Mangku Negoro, Darsono, serta saudara seperguruan lainnya diadakan konferensi di Pilangbangau (di rumah Alm Ki Hadjar Hardjo Oetomo). Dari konferensi itu lahirlah ide-ide yang cukup bagus, yakni SH Terate yang semenjak berdirinya berstatus “Perguruan Pencak Silat” dirubah menjadi organisasi “Persaudaraan Setia Hati Terate”. Selanjutnya Soetomo Mangkudjajo diangkat menjadi ketuanya dan Darsono menjadi wakil ketua.

Tahun 1950, karena Soetomo Mangkudjojo pindah ke Surabaya, maka ketuanya diambil alih oleh Irsad. Pada tahun ini pula Ki Hadjar Hardjo Oetomo adalah seorang tokoh pendiri PSHT, mendapatkan pengakuan dari pemerintah Pusat dan ditetapkan sebagai “Pahlawan Perintis Kemerdekaan” atas jasa-jasa beliau dalam perjuangan menentang penjajah Belanda.

Melihat jasa-jasa Ki Hadjar Hardjo Oetomo tersebut maka Pemerintah Republik Indonesia mengakui beliau sebagai pahlawan perintis kemerdekaan  dengan memberikan hak pensiun setiap bulannya sebesar Rp. 50.000,00 yang diterimakan kepada istri beliau semasa masih hidup.

Setelah wafat, beliau dimakamkan di Pilangbangau  yang terletak disebelah timur kota Madiun . Beliau Mempunyai dua orang anak, yaitu seorang puteri yang diperistri oleh Bapak  Gunawan dan seorang putera yang bernama Bapak Harsono, sekarang berkediaman di jalan pemuda no. 17 Surabaya. Ibu Hardjo Oetomo wafat pada bulan september 1986 ditempat kediamannya Pilangbangau Madiun.

Rumah beliau oleh Bapak Harsono di hibahkan kepada Persaudaraan Setia Hati Terate pada akhir tahun 1987dengan harga Rp. 12,5 juta . Rencana pengurus pusat , bekas rumah kediaman Ki Hadjar Hardjo Oetomo tersebut akan dipugar sebagai musium SH Terate supaya generasi penerus bisa menyaksikan sampai dengan perkembangannya saat ini.

Jumat, 08 Juni 2012

P E R S A U D A R A A N

Persaudaraan ittu appa ya'...?Hemmm appa ajah c syarat n wujudnya tuh ?!
 
Persaudaraan adalah suatu ikatan batin antara manusia yang satu dengan manusia lainnya yang disertai tali pengikat,  tidak dapat dihancurkan, diputuskan ataupun dimusnahkan oleh apapun dan oleh siapapun terkecuali oleh orang itu sendiri .


Dengan Persaudaraan , manusia diakui dan diberlakukan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
yang sama derajatnya (yang membedakan hanyalah ketaqwaannya), yang sama hak dan kewajiban-kewajiban asasinya, tanpa membedakan suku, keturunan, agama dan kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.

1. Syarat Persaudaraan :

  •     Adapun syarat terjalinnya tali Persaudaraan yang kekal dan abadi adalah
          - Saling pengertian

          - Saling mengasihi

          - Saling bertanggungjawab

  •     Sedangkan untuk menunjang terbentuknya tali Persaudaraan diperlukan adanya rasa :
          - Saling membutuhkan

          - Saling menghargai

          - Saling mempercayai


2. Perwujudan Persaudaraan :
  •     Berjabat tangan

           Berjabat tangan pada saat bertemu dengan orang lain atau saudara sendiri diluar acara-acara tertentu (misalnya menyampaikan ucapan selamat ) oleh sementara orang yang menganggap dirinya berpendidikan dan intelek adalah  perilaku atau adat kebiasaan orang desa. Tetapi bagi orang-orang Persaudaraan Setia Hati Terate baik yang sarjana atau tidak , baik berpangkat atau tidak, berjabat tangan adalah perwujudan dari Persaudaraan bahkan bisa menjadi ciri khas dari orang Persaudaraan Setia Hati Terate. Berjabat tangan ini dilakukan setiapkali bertemu atau akan berpisah dengan saudara SH yang lain, baik dijalan umum , ruang pesta, ruang rapat, sebelum dan sesudah latihan serta pada saat sebelum dan sesudah sambung.

Arti jabat tangan sebelum sambung, mereka (yang berjabat tangan) ikhlas untuk dipukul dan minta  keikhlasan saudara (lawan) untuk dipukul .

  •     Sambung

> Sambung didalam latihan :

       - Sesama pelatih ;

          disini merupakan peragaan bagi pelatih untuk memberikan contoh menggunakan tehnik pencak silat   

          yang baik kepada anak didik.


       - Antara pelatih dengan siswa ;

         sambung jenis ini, bagi kebanyakan siswa diwilayah Cabang Surabaya dan sekitarnya merupakan

         suatu pelajaran yang menakutkan bahkan sempat menjadi momok dan merupakan salah satu

         penyebab siswa keluar atau tidak mengikuti latihan. Sebenarnya sambung jenis ini mengandung

         pengertian seebagai berikut : + Melatih keberanian seseorang melawan sesesorang setingkat diatasnya.

                                                     + Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengeluarkan segenap 

                                                        kemampuan yang dimiliki, hal ini tidak bisa dilakukan bila siswa 

                                                        tersebut sambung dengan sesama siswa.

       - Sesama siswa ;

          sambung sesama siswa dilakukan secara bertahap dengan pengertian membimbing siswa berani
mengahadapi lawan dengan persiapan penuh.


> Sambung diluar latihan :

          sambung jenis ini sering dilakukan pada saat-saat ;   

     - pertemuan antar warga ,

           sifat sambung ini merupaka tombo kangen , suatu pertemuan antar warga walaupun telah

           dimeriahkan oleh beberapa atraksi/hiburan, hidangan dan lain sebagainya , tetapi tidak akan

           memuaskan apabila tidak diisi dengan acara sambung antar warga, biasanya diiringi dengan

           instrumen, dilakukan secara bergantian . sambung jenis ini dinamakan 'sambung gending' atau

           'sambung gelang'




 3. Perusak Persaudaraan

              Walaupun demikian dengan persaudaraan bisa juga menyebabkan kehancuran hubungan, kerenggangan hubungan batin bahkan putusnya ikatan batin dan hancurnya Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate  yang suda berusia 90 tahun ini .

Hal ini bisa terjadi  apabila persaudaraan tersebut dinodai oleh : - ingin mencari menangnya sendiri ,dan

                                                                                                - merasa paling super sendiri


Akibat ternodanya persaudaraan, maka akan menyebabkan : - timbulnya ketidak disiplinan

                                                                                               - tidak tertib administrasi

                                                                                               - tidak tertib organisasi

Orang Cerdas itu Belum Tentu cerdik , Tapi Orang Cerdik itu Biasanya Cerdas

Senin, 04 Juni 2012

TAHUN-TAHUN PENTING DALAM SEJARAH SETIA HATI

Muhamad Masdan lahir pada hari Sabtu Pahing, tahun 1869 di Daerah Gresik (Jawa Timur). Kelak kemudian putera tertua Ki Ngabehi Soeromihardjo ini dikenal dengan dengan nama Ki  Ngabehi Soerodiwiryo (Eyang Suro).

Tahun-Tahun Penting dalam Sejarah Setia Hati


1903 => Ki  Ngabehi Soerodiwiryo mendirikan Sedulur Tunggal Kecer di Surabaya.
1905 => Ki  Ngabehi Soerodiwiryo mengalahkan R.M Apuk dalam pertarungan.
1908 => untuk kedua kalinya R.M Apuk di kalahkan kemudian R.M Apuk masuk menjadi saudara STK.
1915 => Ki  Ngabehi Soerodiwiryo pindah ke Madiun
1917 => Ki  Ngabehi Soerodiwiryo mengubah nama STK mnjd Persaudaraan Setia Hati dan sejak
               itu nama STK di larang di gunakan lagi . di tahun ini juga Bopo. Hardjo Oetomo masuk dan di
               kecer sebagai saudara SH.
1920 => Pak Munandar haryowiyoto masuk dan dikecer sebagai saudara SH.
1922 => Bopo. Hardjo Oetomo masuk Serikat Islam dan di tahun ini juga terjadi perbedaan pendapat
               antara Bopo. Hardjo dengan Eyang Suro, kemudian Bopo. Hardjo minta izin untuk mendirikan
               SH di pilang bango.
1925 => Bopo. Hardjo di tangkap Belanda.
1932 => 50 kadhang Setia Hati mendeklarasikan SH yang berorganisasi di Semarang.
1939 => Kang Jasman mendirikan ESHA di Singapore.(temasek)
1942 => atas usul Suratno Soreng pati nama PSC di rubah mnjadi SH Terate.
1944 => Ki  Ngabehi Soerodiwiryo wafat.
1948 => Pengorganisasian SH Terate.
1952 => Bopo. Hardjo Oetomo wafat.
1953 => Akta Notaris PSH (Panti).
1960 => Pak Warno masuk dan dikecer menjadi saudara SH.
1963 => R.M Imam Koesoepangat mengalahkan Syeh Wulan dalam tanding bebas di alun-alun Madiun.
1965 => Pak Warno mulai melatih pemuda di sumur bor.
1966 => SH Tunas Muda resmi berdiri dan tercatat di Akta Notaris.
1972 => nama SHO di rubah menjadi PSH atau menghilangkan kata organisasi karena sejak awal berdiri
             sudah berorganisasi.
1979 => Pak Munandar Haryowiyoto wafat.
1987 => Persaudaraan terkoyak pada karnaval bulan agustus.
1988 => R.M Imam Koesoepangat wafat.
1995 => Persaudaraan terkoyak di gorang_gareng Magetan.
1999 => Persaudaraan terkoyak di kota Ponorogo.
2001 =>  Persaudaraan terkoyak di Plaosan Magetan.
2003 => 100 Tahun Persaudaraan Setia Hati (Panti)2008_ R.D.H Suwarno Wafatl



PESAN BELIAU SEBELUM WAFAT ADALAH

1.  Jika saya sudah pulang ke Rahmatullah supaya saudara-saudara “Setia-Hati” tetap bersatu hati, tetap
     rukun lahir bathin.
2.  Jika saya meninggal dunia harap saudara-saudara “S-H” memberi maaf kepada saya dengan tulus-iklas.
3.  Saya titip ibunda Nyi Soerodiwirjo selama masih di dunia fana ini..
4.  Surat Yasin ayat 1 : Yasien Yasien “Allah saja yang mengetahui maksudnya”
5.  Surat Yasin ayat 58: Salaamun Qaulam mir Rabbir-Rahiim “Selamat Sejahtera itulah seruan Allah Yang Maha Pengasih”


Manusia dapat dihancurkan Manusia dapat dimatikan tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama ia masih ber-SH pada dirinya